Senin, 06 Januari 2014

Terima Kasih Papa

Papa adalah lelaki pertama yang mengajarkan saya bagaimana menjadi perempuan berhati karang.
Ia tak pernah banyak berbicara, tak pernah banyak memerintah atau mengemukakan keberatan atas kebanalan apa pun yang saya lakukan. Barangkali ia sudah mafhum bahwa putri sulungnya adalah pengelana yang selamanya akan berada di trotoar dunia.

Saya tahu, di balik mata apinya, ia masih menyimpan semacam kebanggaan karena sayalah satu-satunya anak yang mirip sekali dengannya baik secara fisik maupun kemampuan. Dari kecil saya selalu merasa bahwa wajah dan bentuk tubuh saya tidak pernah mirip Ibu. Saya mewarisi alis lengkung dan bulu mata lentik Papa. Saya juga mewarisi kulitnya yang cokelat tua..

Ketika remaja, saya juga sudah tahu bahwa saya adalah seorang anak yang akan mempunyai cita" yang luar   biasa, Papa itu, lelaki yang penuh dengan potensi. Ia bisa membuat apa saja dari mulai sangkar burung berukiran indah sampai membangun rumah. Keahlian Papa (yang sering kali menjadi rebutan para 'atasannya') tidak didapat dari pendidikan yang layak,Papa adalah seorang Guru SD,di desa kami papa juga menjadi Guru Jemat di Gereja Kalvari skendi & Alfa wersar. selain itu Papa adalah orang yang punya   bakat dalam   bermain musik, Ia mengasah keahliannya sendiri. Sama seperti saya.

 usia Papa sekarang.  sekitar 55 tahun. Di usianya yang menginjak setengah abad ia masih giat bekerja, masih bersemangat menciptakan apa saja.

Mengenang Bapak berarti menelusuri gorong-gorong ingatan masa lalu saya. Menghadirkan kembali slide-slide yang tadinya sempat saya lupa....



Makasih Papa,,,

I
LOVE
YOU
PAPA


,Julia,Makabe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar